Salam sejahtera teman sejawat semua.
Saat kita berbicara mengenai otak, pasti takkan pernah cukup atau habis kita bahas, banyak misteri yg masih tersimpan, banyak hal baru tiap detiknya yg didapat saat mempelajari otak, bisa saya katakan otak sangatlah luas seluas pemikiran manusia yg terus berkembang.
Nah pada posting kali ini sedikit akan membahas tentang satu diantara banyak kemampuan otak. Plastisitas otak. Saat otak mengalami kerusakan, kita akan berfikir bahwa otak akan kehilangan fungsinya secara permanen, karena memang otak yg telah rusak/nekrotik bersifat irreversibel (tak akan regenerasi/sembuh lagi). Namun tahukah anda kenyataan dilapangan yg ditemui selama ini, ternyata otak yang normal akan berkembang terus sesuai dengan kebutuhan artinya apabila dibutuhkan/digunakan maka otak akan terus-menerus berkembang dan sebaliknya. Kapasitas dari sistem saraf pusat untuk melakukan reorganisasi (beradaptasi & memodifikasi) oleh daerah yg tak memiliki fungsi khusus pada otak dapat belajar atau mengambil alih fungsi dari daerah yang mengalami kerusakan dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada saraf, kemampuan tersebut yg di sebut PLASTISITAS pada otak. Mekanisme ini termasuk perubahan kimia saraf (neurochemical), kelistrikan saraf, penerimaan saraf (neuroreceptive), perubahan struktur neuron saraf dan reorganisasi otak.
Kita harus mengetahui faktor apa saja yg mempengaruhi pemulihan otak, ukuran lesi, umur, jenis kelamin, perjalanan kerusakan, kematangan dari area yg rusak, fungsi dari area tersisa, lingkungan, latihan, dan intervensi obat-obatan.
Otak manusia terbukti sangat adaptif dan plastis serta dapat mengadakan perubahan struktural dan fungsional apabila diberikan stimulasi lingkungan, stimulasi sensoris diterima oleh individu sebagai sebuah pengalaman & respon tindakan (sensorimotor). Dan ternyata aktivitas di otak juga meningkat pada saat membayangkan gerakan (mental practice), tanpa harus melakukan aktivitas.
Pada pemulihan sebenarnya pada otak mungkin terjadi pada situasi tertentu, pemulihan maksimal terjadi pada masa-masa awal (golden period) tetapi pemulihan dapat terus berlangsung hingga beberapa tahun (jangka panjang), intervensi dini akan lebih efektif daripada intervensi yang terlambat, dan semakin spesifik jenis latihan semakin baik hasil fungsionalnya. Latihan untuk memberikan informasi di otak dipengaruhi dari proses pengulangan latihan, asosiasi, dan kognitif.
Kita harus mengetahui faktor apa saja yg mempengaruhi pemulihan otak, ukuran lesi, umur, jenis kelamin, perjalanan kerusakan, kematangan dari area yg rusak, fungsi dari area tersisa, lingkungan, latihan, dan intervensi obat-obatan.
Otak manusia terbukti sangat adaptif dan plastis serta dapat mengadakan perubahan struktural dan fungsional apabila diberikan stimulasi lingkungan, stimulasi sensoris diterima oleh individu sebagai sebuah pengalaman & respon tindakan (sensorimotor). Dan ternyata aktivitas di otak juga meningkat pada saat membayangkan gerakan (mental practice), tanpa harus melakukan aktivitas.
Pada pemulihan sebenarnya pada otak mungkin terjadi pada situasi tertentu, pemulihan maksimal terjadi pada masa-masa awal (golden period) tetapi pemulihan dapat terus berlangsung hingga beberapa tahun (jangka panjang), intervensi dini akan lebih efektif daripada intervensi yang terlambat, dan semakin spesifik jenis latihan semakin baik hasil fungsionalnya. Latihan untuk memberikan informasi di otak dipengaruhi dari proses pengulangan latihan, asosiasi, dan kognitif.
Plastisitas otak dapat terjadi tidak hanya pada pemulihan kemampuan motorik tetapi juga pada kemampuan memori, penglihatan ataupun bicara, bahkan beberapa tahun setelah stroke, neural plasticitas dapat terus terjadi.
Nilai positif dari adanya sifat plastisitas adalah pada pasien stroke menjadi potensi untuk dapat dikembangkan dan dibentuk sehingga dapat menghasilkan gerak yang fungsional dan normal. Sedangkan nilai negatif dari adanya sifat plastisitas adalah jika metode yang diberikan tidak tepat, maka akan terbentuk pola yang tidak tepat pula.
5 komentar:
disini kerusakan otak yang bagaimana mas,?
biasanya kalo masalah penyakit yang berkaitan dengan otak ini sering orang yg terserang struk .. tp kalo anak yang autis itu apakah bisa disembuhkan juga mas..
buat anonim : betul kerusakan otak, rusaknya jaringan otak oleh sebab apapun, atau menurunnya kemampuan otak. seperti stoke, radang otak, kepikunan, alzemeir, dan lainnya.
Sedangka autis itu menurut beberapa jurnal dan buku yg saya baca banyak disebabkan oleh gangguan kejiwaan. namun disamping itu masih banyak hal lain yg bisa menyebabkan autis sendiri.
oohh.. berarti kalo anak yang sudah terserang autis itu tidak bisa disembuhkan lagi ya seperti anak normal lainnya..
kata sembuh mempunyai banyak arti, sembuh bisa memperbaiki jaringan, bisa mengurangi sakit, bisa meningkatkan kemandirian, bisa meningkatkan kualitas hidup, buat anak autis menurut saya kesembuhannya adalah bagaimana anak bisa semaksimal mungkin mandiri, kualitas hidupnya lebih baik.
okeey.. terimakasih atas jawaban dan penjelasannya mas.. ^^
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar yang anda tinggalkan, dikarenakan saya yang tidak 24 jam online, mohon maaf atas keterlambatan balasan dari saya.